Di 24 selalu kusisihkan 1 untuk memandang gelap sekaligus mengingat namamu. Dan di 23 dari 24 kusiapkan untuk menahan rindu yang hendak memberontak dan merobek-robek jantung. Namun jika diperbolehkan tuhan, di langit biru itu akan kutulis sebuah nama agar kita bisa berdamai dan tak berperang yang tiada henti ini. Tentu itu namamu
Tuesday, May 31, 2016
Sunday, May 29, 2016
Neraka Itu Panas, Jendral?
Jendral, saya dengar kabar dari
domba yang baru saja pindah dari planet Sana dan menetap di planet Sini,
katanya anda sedang ditimpa masalah besar di planet Sana. Ah Jendral, saya ada
solusi untuk itu. Mudah saja, anda bisa tinggal di planet Sini.
Jendral,
jika masalah anda adalah kasus pencurian, jadilah warga planet Sini. Di planet
Sini pencuri bisa meminta bantuan Polisi untuk mengusir tuan rumah dari
rumahnya. Dengan begitu tentu pencuri bisa leluasa mengambil barang mereka
tanpa ada yang teriak, “malinggg, malingggg.”
Jendral, jika masalah anda adalah
kasus pemerkosaan, jadilah warga planet Sini. Di planet Sini ada ratusan wanita
cantik berkulit putih dan bermata sipit yang pasti nikmat dan legit bila
diperkosa. Jangan takut jika nanti ada yang menuntut anda, kami orangnya pemaaf
dan mudah lupa.
Jendral, jika masalah anda adalah
tidak memiliki tuhan, jadilah warga planet Sini. Di planet Sini tuhan dan agama
dijual terpisah dengan harga murah meriah. Bahkan di hari-hari tertentu setiap
tahunnya ada diskon besar-besaran.
Jendral, jika masalah anda adalah
kasus pembunuhan, jadilah warga planet Sini. Di planet Sini anda diperbolehkan
membunuh siapapun, halal hukumnya. Kalau korban anda menolak untuk anda bunuh,
anda bisa menuntut mereka dengan tuduhan perilaku tidak menyenangkan. Tidak
hanya itu Jendral, anda pun bisa diangkat jadi pahlawan nasional bila anda
sudah membunuh ratusan ribu manusia. Tentu itu hal yang istimewa, bukan?
Ah Jendral, kebetulan sekali. Jika
anda ingin menjadi raja, jadilah warga planet Sini. Di planet Sini kami mencari
sosok raja yang seperti anda: pencuri, pemerkosa, tak bertuhan, dan pembunuh
berdarah dingin.
Tunggu apa lagi Jendral?
Monday, May 23, 2016
Menjadi Tuhan
Pertama saya makan nasi. Lalu tiba-tiba saya berada di gunung sinai dan orang-orang memanggil saya tuhan. Karena saya bingung, perintah pertama saya kepada umat: semua manusia harus makan nasi sekarang juga. Setelah semua manusia makan nasi, mereka menjadi tuhan. Kemudian saya perintahkan mereka untuk menjadikan saya manusia kembali. Setelah saya menjadi manusia, mereka saling berebut memerintah saya dan bumi. Tak lama berselang mereka perang. Aku dan bumi menjadi yatim piatu.
Tuesday, May 17, 2016
Sunday, May 8, 2016
Berita Hari Ini
HUKUMAN MATI TELAH
DITETAPKAN
Jakarta, 7 April 2029
Prosesi eksekusi mati pelaku
pembakaran hutan Kalimantan akan dilakukan bulan depan, tepatnya minggu 13 Mei
2029. Pembakaran hutan Kalimantan terjadi pada 8 Mei 2020, menewaskan 968
Orangutan, 307 Beruang Madu, 410 Owa Kalimantan, 230 Lutung Merah, 520 Enggang
Gading, 440 Enggang Hitam, 183 Punai Imbuk, dan 167 Uncal Merah.
Hal tersebut
membuat Aliansi Hewan Bersatu (AHB) merasa bahagia Karena tuntutan mereka di
Pengadilan Tinggi Galaxy Bima Sakti tercapai. AHB selama ini berjuang tanpa
henti, tuntutan-tuntutan mereka selalu ditolak oleh pengadilan tingkat nasional maupun internasional karena kejadian tersebut tidak
mengakibatkan jatuhnya korban bangsa manusia.
“Huu ha hwa
hu kwha huh u hu hwa hu haa ha hwah, hu ha haa ha hwa hwa hah ha a huuu. Huu kwah
huw haa ha wah ha hu huu hu haa hu ha ha ha aa huu hwa hu haa huu u u haa.”
Ujar Monge, Bangsa Orangutan sekaligus ketua AHB.
Sesuai ketetapan
Pengadilan Tinggi Galaxy Bima Sakti, kedua pelaku yaitu Kecoa dan Tikus akan
dieksekusi dengan cara Kursi Penghakiman. Dua algojo sudah disiapkan untuk
proses eksekusi, yaitu Facebook dan Twitter.
Saturday, May 7, 2016
The Ruling Class
Anjing itu terus melihatku setiap aku keluar rumah. Dia anjing kampung kumuh, terlihat beringas dengan taring yang kerap dan banyak busa di mulutnya. Sepertinya sudah beberapa minggu dia di sana, di bawah tiang listrik depan rumahku.
Aku tak begitu yakin mengapa dia melihatku tajam. Seperti tatapan laki-laki yang menantang berkelahi.
Biar saja. Hari ini kubiarkan. Tapi jika besok dia masih seperti itu, akan kulempar dengan batu, lalu kumasukan dalam karung dan kutali rapat, kupukul-pukul dengan tongkat, kubanting-banting, dan terakhir kulindas dengan tank!
Friday, May 6, 2016
Di Pucuk Malam
Di pucuk malam,
Aku rebah bersama waktu dan petang
Diam-diam saling berkisah tentang tuhan.
Halimun pekat menutup masa,
Namun tak jua kau sambut raga dan sukmaku yang sudah lama datang.
Di pucuk malam,
Serigala mengaung memanggil purnama
Pelacur berbondong dan berhamburan,
Aku gelisah merindukan rindu yang direnggut fajar.
Dan mawar yang kau genggam tak lagi bergembira.
Di pucuk malam,
Yang tersisa ampas rindu.
Yang sebentar lagi dihempas angin malam,
Dan mati.
Lamongan, 4 Januari 2016
Aku rebah bersama waktu dan petang
Diam-diam saling berkisah tentang tuhan.
Halimun pekat menutup masa,
Namun tak jua kau sambut raga dan sukmaku yang sudah lama datang.
Di pucuk malam,
Serigala mengaung memanggil purnama
Pelacur berbondong dan berhamburan,
Aku gelisah merindukan rindu yang direnggut fajar.
Dan mawar yang kau genggam tak lagi bergembira.
Di pucuk malam,
Yang tersisa ampas rindu.
Yang sebentar lagi dihempas angin malam,
Dan mati.
Lamongan, 4 Januari 2016
Thursday, May 5, 2016
Kamis Malam Pukul 24:00
Bulan lalu kau masih cacing, minggu ini kau menjadi manusia, hari ini kau menjadi kyai, minggu depan kau menjadi nabi. Dengan itu, apa bulan depan kau akan menjadi tuhan?
Subscribe to:
Posts (Atom)