Monday, May 31, 2021

Pandemi dan Dinamika Kesenian

Pandemi Covid yang saat ini menyerang hampir di seluruh negara di dunia tanpa pandang bulu. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri memberikan dampak yang cukup besar terhadap seluruh aktivitas kesenian. Pandemi ini memaksa seluruh masyarakat untuk mengurangi interaksi dengan satu sama lain guna menurunkan resiko terjadinya penularan. Akibatnya, aktivitas kesenian yang membutuhkan penonton secara langsung mengalami kemacetan total dengan tanpa ada kepastian kapan situasi ini akan berhenti.

Baca Juga: Motion Graphics Surabaya

Bagi institusi kesenian yang menggantungkan dirinya terhadap penonton atau pengunjung secara langsung seperti Museum atau gedung teater, pandemi ini seolah menghentikan pemasukan mereka. Seperti contoh apa yang terjadi di Amerika saat ini, berdasarkan data yang dihimpun oleh The American Alliance of Museums, museum-museum di seluruh Amerika mengalami kerugian dengan total sebesar USD 33.000.000 perhari akibat penutupan. Selain itu setidaknya kurang lebih 30% museum-museum kecil mengalami kebangkrutan dan tidak dapat dibuka kembali tanpa ada dana bantuan.

 

Di Indonesia sendiri, situasi pandemi ini juga sangat berpengaruh terhadap sebagian besar aktivita kesenian.  Sebut saja acara sebesar Art Jog yang pada tahun 2020 ini harus dibatalkan, atau Galeri Nasional yang tutup tanpa ada kejelasan kapan dibuka kembali dan bagaimana schedule pameran yang telah disusun selama satu tahun ini, apakah dibatalkan atau reschedule.

Baca Juga : POLTEKPEL BANTEN - POLITEKNIK PELAYARAN BANTEN

 

Situasi yang serba sulit ini kemudian direspon oleh banyak seniman dan pekerja seni di seluruh penjuruh Indonesia. Mereka menciptakan ruang eksistensi berbentuk online seperti pameran via Instagram atau acara live season di kanal Youtube. Solusi ini terlihat sangat masuk akal mengingat internet saat ini bukanlah sesuatu yang asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Hampir semua orang memiliki gadget pribadi dan akun media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, dan sebagainya. Aktivitas kesenian yang sebelumnya seolah eksklusif atau mengharuskan penonton untuk datang ke venue, berubah menjadi seperti pengantar paket yang datang ke rumah lalu mengetuk pintu dan menyapa pemilik rumah sambil mengatakan, “paket tiba…”.

Baca Juga : Supermarket Bangunan


Adsense Indonesia