Saturday, June 18, 2016

Berkumpul

Ketika itu malam dan semua orang tertidur pulas. Dan tiba-tiba bumi bergetar kuat dan semua manusia terbangun dan kami berkumpul di Padang Mahsyar. Bahkan orang-orang yang telah lama mati juga berkumpul, termasuk kepala tak bertubuh dan tubuh tak berkepala

Sunday, June 5, 2016

Tarian Kupu-kupu

Kupu-kupu masih menari,
Melawan angin yang diam 
Barangkali kekasih sembunyi di genggaman tuhan.
Kupu-kupu masih menari,
Naik ke puncak matahari 
Barangkali kekasih sedang disekap oleh cahaya yang murung.
Kupu-kupu masih menari,
Menantang setiap pohon, ranting, daun, akar, semua yang ada di depannya
Barangkali kekasih sedang dicumbu iblis di dalam jantung pohon beringin.
Kupu-kupu masih menari,
Menjelajahi tiap detail bumi yang penuh riuh kemarahan 
Barangkali kekasih hendak bunuh diri menjeburkan diri sendiri ke inti bumi.
Kupu-kupu masih menari,
Kali ini sembari bercerita kepada bunga matahari: Kekasih yang selalu sembunyi di pelukan ketika petir menyambar tiang raksasa tempat burungburung gereja beranak-pinak 



Lamongan, 6 Juni 2016



Friday, June 3, 2016

Kudeta Kepada Tuhan

Tuhan kesepian ketika pertama dilahirkan. Dia ditinggalkan oleh orang tuanya di kekosongan yang tak memiliki ruang. Kekosongan yang hanya ada hitam kegelapan. Menyiksa dengan bangga. Merampas kebahagiaan yang harusnya dimiliki bayi yang bernama Tuhan. Ketika itu Tuhan menangis sangat keras.
Satu hari berselang setelah Tuhan diahirkan, dia tumbuh desawa. Dia tak lagi menangis seperti pertama dilahirkan. Dia hanya diam dan membuka mata lebar. Mencari apa saja untuk dilihat. Tapi kekosongan masih sama, berwarna hitam. Menyiksa dengan bangga. Merampas kebahagiaan yang harusnya dimiliki Tuhan.
Kekosongan tak menyisakan apapun untuk dipandang atau didengar. “Jika hanya ada gelap, mengapa tak kau ciptakan cahaya?” Teriak hati Tuhan. Tentu itu adalah ide paling brilian.
“Jika bisa menciptakan cahaya, ciptakan pula dunia dan makhluk. Dengan begitu mereka bisa menghibur dan kau cintai,” teriak otak. Tentu itu adalah ide paling brilian juga.
Seketika itu Tuhan memerintahkan mulut untuk mengucapkan matera ajaib, “Jadilah, jadilah, jadilah,” maka selama enam hari dunia tercipta lengkap dengan makhluknya. Termasuk juga matahari yang memancarkan cahaya terang dan memaksa gelap dari kekosongan untuk pergi jauh dari dunia. Tuhan tak lagi kesepian dengan itu. Setelah itu juga Tuhan menciptakan kahyangan sebagai tempat dia singgah dengan damai sembari menyaksikan ciptaan yang dicintai.
Esok setelah penciptaan itu, dunia tumpah oleh kebahagiaan makhluk. Angin menari dengan riang. Burung-burung gereja menyanyikan lagu cinta. Pula ombak yang saling mengejar satu sama lain, dan di tepi pantai mereka bertemu lalu bercinta sepanjang hari. Ketika itu gelap samasekali tak berani menunjukan dirinya. Dia benar-benar dikalahkan oleh Tuhan dengan sangat mudah.
Sehari setelah pesta meriah di dunia, Tuhan harus menelan pilu yang luar biasa.
Tuhan berencana ikut serta dalam pesta besar tersebut dengan cara turun ke dunia dan menyamar sebagai manusia. Namun ketika dia berjalan di jalan setapak arah menuju pesta besar itu berada, ditemuinya semua makhluk dalam keadaan ketakutan. Angin tak lagi menari, burung-burung gereja menyembunyikan diri di goa, dan ombak tak lagi bercinta.
Disaksikan sendiri oleh Tuhan, manusia-manusia ketika itu menjadi momok menakutkan bagi makhluk-makhluk lain di dunia. Mereka dirasuki kegelapan dari kekosongan sehingga saling membunuh satu sama lain dengan sangat keji. Seorang wanita dibunuh dengan cara tangannya diikat ke atas hingga tubuh berdiri tegak dan kaki dibuka lebar, lalu di antara kedua kaki tersebut dinyalakan api yang kemudian membakar kemaluan sang wanita hingga meninggal. Seorang wanita lagi diperkosa oleh puluhan laki-laki, lalu setelah itu dibunuh dengan dipenggal kepalanya. Seorang wanita lagi dibunuh dengan cara kemaluannya disobek-sobek menggunakan pisau kecil. Seorang wanita lagi yang sedang hamil dibunuh dengan cara tubuhnya dipotong menjadi tiga bagian, lalu perutnya disobek dan janin di dalam perut tersebut dikeluarkan. Belum selesai. Janin tersebut ditusuk dengan besi panas di atas kepalanya lalu dipanggang. Seorang laki-laki dibunuh dengan cara dipenggal kepalanya, lalu kepala yang terpisah dari tubuh tersebut ditusuk dengan bambu runcing dan diletakkan di pojok jalan. Puluhan laki-laki lagi dibunuh dengan cara kemaluannya dipotong dan dijadikan souvenir di depan rumah sang pembunuh.
Menyaksikan hal tersebut, seketika Tuhan terbang kembali ke kahyangan. Ketika itu dia menangis dengan sangat keras, lebih keras daripada tangisan pertamanya. Kepiluan yang mendalam karena makhluk yang harusnya dia cintai tiba-tiba berubah menjadi makhluk paling ganas.
Tuhan menyesali semua yang telah terjadi. Menyesal telah menciptakan dunia. Menyesal telah melawan kekosongan. Menyesal telah dilahirkan. Hingga Tuhan memutuskan untuk membunuh dirinya sendiri.
Dan setelah itu dunia menjadi berbeda. Kegelapan terjadi setiap harinya. Manusia sang pembunuh diangkat menjadi raja oleh kekosongan. Dan kegelapan menamakan dirinya, TUHAN.



Surabaya, 3 Juni 2016
Adsense Indonesia