Pandemi Covid yang saat ini menyerang
hampir di seluruh negara di dunia tanpa pandang bulu. Hal tersebut tidak dapat
dipungkiri memberikan dampak yang cukup besar terhadap seluruh aktivitas
kesenian. Pandemi ini memaksa seluruh masyarakat untuk mengurangi interaksi
dengan satu sama lain guna menurunkan resiko terjadinya penularan. Akibatnya,
aktivitas kesenian yang membutuhkan penonton secara langsung mengalami
kemacetan total dengan tanpa ada kepastian kapan situasi ini akan berhenti.
Bagi institusi kesenian yang
menggantungkan dirinya terhadap penonton atau pengunjung secara langsung
seperti Museum atau gedung teater, pandemi ini seolah menghentikan pemasukan
mereka. Seperti contoh apa yang terjadi di Amerika saat ini, berdasarkan data
yang dihimpun oleh The American Alliance of Museums, museum-museum di seluruh
Amerika mengalami kerugian dengan total sebesar USD 33.000.000 perhari akibat
penutupan. Selain itu setidaknya kurang lebih 30% museum-museum kecil mengalami
kebangkrutan dan tidak dapat dibuka kembali tanpa ada dana bantuan.
Di Indonesia sendiri, situasi pandemi ini juga sangat berpengaruh terhadap sebagian besar aktivita kesenian. Sebut saja acara sebesar Art Jog yang pada tahun 2020 ini harus dibatalkan, atau Galeri Nasional yang tutup tanpa ada kejelasan kapan dibuka kembali dan bagaimana schedule pameran yang telah disusun selama satu tahun ini, apakah dibatalkan atau reschedule.
Situasi yang serba sulit ini kemudian
direspon oleh banyak seniman dan pekerja seni di seluruh penjuruh Indonesia.
Mereka menciptakan ruang eksistensi berbentuk online seperti pameran via
Instagram atau acara live season di kanal Youtube. Solusi ini terlihat
sangat masuk akal mengingat internet saat ini bukanlah sesuatu yang asing bagi
sebagian besar masyarakat Indonesia. Hampir semua orang memiliki gadget
pribadi dan akun media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube,
dan sebagainya. Aktivitas kesenian yang sebelumnya seolah eksklusif atau
mengharuskan penonton untuk datang ke venue, berubah menjadi seperti
pengantar paket yang datang ke rumah lalu mengetuk pintu dan menyapa pemilik
rumah sambil mengatakan, “paket tiba…”.
Baca Juga : Supermarket Bangunan
No comments:
Post a Comment